Cherry Blossom_Bunga Sakura

Cherry Blossom_Bunga Sakura
This is my dream... yesterday, now, and tomorrow

HORMON AUKSIN

Rabu, 27 Juni 2012

         Hormon auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) yang  dihasilkan dari sekresi pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas (terdiri atas batang dan daun), ujung akar, daun muda, bunga, buah, dan kambium. Jika hormon auksin berada di ujung tunas, maka akan diangkut oleh jaringan berkas pembuluh (xilem dan floem) menuju ke tunas untuk tumbuh dan pemanjangan sel-sel jaringan batangnya.
        Hormon auksin diproduksi di bagian koleoptil ujung tunas lalu diangkut oleh jaringan pembuluh angkut menuju tunas, selanjutnya tunas akan tumbuh menjadi tunas bagian akar, batang, dan daun. Pada tunas batang, auksin akan berkumpul di bawah permukaan batang yang menyebabkan sel-sel jaringan di bawah permukaan batang tersebut akan tumbuh lebih cepat dari sel-sel jaringan di atas permukaan batang. Hormon auksin memiliki sifat  sangat peka terhadap panas/sinar. Apabila terkena panas yang tinggi maka auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan batang. Sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari.
Hormon auksin berfungsi  untuk :
1.      Merangsang perpanjangan sel-sel  batang
2.      Merangsang pembentukan bunga dan buah.
3.      Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
4.      Mempercepat aktivitas pembelahan sel-sel titik tumbuh kambium akar dan batang
5.      Mempengaruhi pembengkokan batang.
6.      Merangsang pertumbuhan  akar lateral (samping)
7.      Merangsang terjadinya proses diferensiasi sel menjadi jaringan berkas pengangkut

ECENG GONDOK

Minggu, 17 Juni 2012




Eceng gondok merupakan tumbuhan air yang berasal dari brazil. Tumbuhan ini menyebar keseluruh dunia dan tumbuh pada daerah dengan ketinggian berkisar antara 0-1.600 m diatas permukaan laut yang beriklim dingin. Penyebaran tumbuhan ini dapat melalui kanal, sungai dan rawa serta perairan tawar lain dengan aliran lambat.
Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang kadang berakar dalam tanah. Eceng gondok memiliki tinggi sekitar 0,4-0,8 m dan tidak mempunyai batang. Daun eceng gondok tunggal dan berbentuk oval, ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal dan tangkai menggembung, permukaan daunya licin dan berwarna hijau. Bunga eceng gondok termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir kelopaknya berbentuk tabung. Biji eceng gondok berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau serta akarnya merupakan akar serabut.
Perkembangbiakan eceng gondok sangat tinggi dan cepat sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Perkembangan tumbuhan air eceng gondok di perairan sangat pesat. Bagi masyarakat di sekitar pinggiran sungai, eceng gondok adalah tanaman parasit yang mengotori sungai dan menyebabkan sungai menjadi tersumbat atau meluap karena eceng gondok terlalu banyak. Bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran danau, eceng gondok dianggap sebagai tanaman pengganggu yang menghalangi transportasi di danau tersebut dan menyebabkan danau menjadi kotor.
Eceng gondok memperbanyak diri secara vegetatif, membentuk kelompok mengapung di atas air. Perkembangannya sangat cepat. Eceng gondok menutupi daerah-daerah perairan air tawar, dan menjadi gulma yang sangat sulit dimusnahkan. Tumbuhan ini menutupi seluruh permukaan air sehingga sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam air, dan juga menyumbat saluran-saluran air. Perkembangbiakannya yang demikian cepat menyebabkan tanaman eceng gondok telah berubah menjadi tanaman gulma di beberapa wilayah perairan di Indonesia. Perkembangbiakan ini juga dipicu oleh peningkatan kesuburan di wilayah perairan danau (eutrofikasi), sebagai akibat dari erosi dan sedimentasi lahan, berbagai aktivitas masyarakat, budidaya perikanan (keramba jaring apung), limbah transportasi air, dan limbah pertanian.
Untuk mengeliminasi gangguan eceng gondok, caranya dapat dengan membatasi populasinya. Pembatasan dapat dilakukan dengan membatasi penutupan permukaan waduk oleh eceng gondok tidak lebih dari 50 persen permukaannya. Akan jauh lebih baik lagi bila pembatasan populasi ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar. Sebab, dahan eceng gondok adalah serat selulosa yang dapat diolah untuk berbagai keperluan, seperti barang kerajinan maupun bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Namun, masyarakat tidak disarankan untuk memberikan eceng gondok sebagai pakan pada ternak karena polutan yang diserapnya bisa terakumulasi dalam dagingnya.
Eceng gondok ini kita memanfaatkan sumberdaya alam yang ada sebagai bahan baku yang cukup melimpah ketersediaanya. Karena eceng gondok sendiri dapat tumbuh dengan cepat sehingga ketersediaanya sebagai bahan baku. Sehingga produk hasil eceng gondok ini dapat dipasarkan ke semua segmen dan seluruh kalangan dengan pembagian produk yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kegunaan masing-masing. Produk hasil pengolahan eceng gondok sebagai kerajinan tangan dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas karena mengandung serat/selulosa. Pulp eceng gondok yang dihasilkan berwarna coklat namun dapat diputihkan dengan proses pemutihan (bleaching). Pulp juga dapat menyerap zat pewarna yang diberikan dengan cukup baik, sehingga berbagai variasi warna kertas dapat dihasilkan melalui proses ini.
Seiring dengan perkembangan iptek, bagian tumbuhan eceng gondok setelah dikeringkan ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tas wanita yang cantik, kopor, sandal, keranjang tatakan gelas, tikar, nampan dan sebagainya. Selain itu  tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung industri mebel den furniture, sebagai pengganti rotan yang harganya sangat mahal. Banyak daerah yang sudah memanfaatkan eceng gondok sebagai barang-barang kerajinan, mebel dan furniture.
Hingga saat ini sudah banyak daerah yang mampu mengembangkan eceng gondok untuk pembuatan barang-barang kerajinan, mebel, dan furniture. Daerah tersebut antara lain di Purbalingga, Yogyakarta, sekitar Kota Solo, Cirebon, Lampung, Surabaya dan Bali. Bahkan sebagian barang-barang kerajinan eceng gondok dengan model dan kualitas tertentu, banyak diekspor ke Eropa dan Amerika Serikat yang semakin tertarik dengan barang-barang produksi dari bahan-bahan alami (back to nature).


PORIFERA

Sabtu, 16 Juni 2012


Porifera berasal dari kata porus  yang berarti lubang kecil dan faro yang berarti  membawa atau mengandung.  Porifera dapat diartikan sebagai hewan yang tubuhnya  mengandung lubang-lubang kecil atau hewan berpori-pori, porifera  memiliki sistem kanal atau saluran air untuk mensirkulasikan air di dalam tubuhnya.  Porifera memiliki bentuk yang bermacam macam, misalnya seperti ja,bangan, piala, terompet dan ada yang bercabang-cabang. Tumbuhannya melekat pada dasar perairan. Pada bagian tengah  terdapat ruangan yang disebut dengan spongosol. Pada ujung atas  terdapat lubang besar yang disebut dengan oskulum.
Tipe lapisan embryonal  porifera yaitu  diploblastik. Tersusun atas epidermis dan endodermis sedangkan  lapisan mesoderm masih berupa gelatin. Pada lapisan  epidermis  terdapat  sel-sel epithelium pipih yang dsiebut dengan sel pinakosit. Sel-sel tersebut akan membentuk lubang kecil dan lapisannya dilapisi oleh porosit. Porosit berfungsi sebagai pengendali membuka dan menutupnya ostium. Pada bagian  mesoglea merupakan lapisan pembatas pada lapisan dalam dan lapisan luar. Pada bagian tersebut terdapat sel amoeboit dan sel skleroblas. Sel amoeboit berfungsi untuk mengangkut makanan dan sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lain. Sedangkan sel skleroblas berfungsi sebagai  pembentuk spikula ( penguat dinding yang lunak). Lapisan endoderm mengandung sel-sel berleher yang disebut sel koanosit. Sel koanosit dilengkapi oleh flagella yang berfungsi untuk menangkap makanan dan enzim untuk mencerna makanan secara ekstraselluler, yang hasil proses pencernaannya akan diberikan ke sel amoeboid.
Berdasarkan sirkulasi air yang terjadi dalam tubuh porifera, terdapat 3 type yaitu :
1.      Type Ascon
Jika air masuk melalui pori-pori diteruskan secara langsung menuju bagian spongocoel (rongga). Kemudian keluar melalui oskulum. Tipe saluran ini yang paling sederhana diantara saluran yang lain. Tipe ini terdapat pada : Leucosolenia sp, Grantia sp.
2.      Type Sycon
Jika air masuk melalui pori-pori diteruskan ke saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rongga yang berhubungan langsung dengan spongosol. Kemudian keluar melalui oskulum. Tipe ini  terdapat pada Euplectella , Scypha sp.
3.      Type Leucon
Jika air masuk melalui pori-pori kemudian ke saluran bercabang-cabang yang tidak berhubungan langsung dengan spongosol. Kemudian keluar melalui oskulum. Tipe  saluran ini paling komplek. Tipe saluran ini terdapat pada hewan Euspongia - Spongilla sp.

Berdasarkan susunan rangka  porifera, terdapat 3 kelas yaitu : 
  1. Calcarea            :  Golongan ini mempunyai spikula dari zat kapur dan hidup pada perairan dangkal.    Contoh  dari Calcarea yaitu Sycon sp,  Clathrina sp, Leucosolenia sp, Grantia sp, Spykula sp. 
  2.  Hexactinellida   : Golongan mempunyai spikula dari zat kersik dan hidup pada perairan dalam. Contoh dari Hexactinellida yaitu  Euplectella sp, Pheronemo sp. 
  3. Demospongiae  : Golongan ini  bertulang lunak karena tidak memiliki rangka. Jika ada, rangka hanya terdiri dari spongin. Contoh:  Euspongia sp, Spongi;;a sp, Callyspongia sp, Phyllospongia sp.
Perkembangbiakan berlangsung secara seksual dan aseksual. Perkembangbiakan aseksual yaitu dengan pembentukan kuncup  dan pembentukan butir benih (gemulae).  Gemullae dibentuk ketika kondisi lingkungan kurang baik.  Peranan porifera dalam kehidupan yaitu  berperan dalam ekosistem air,  sebagai bahan pembersih atau penggosok ketika mandi ( Demospongia).

JARINGAN OTOT

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Kemampuan otot menggerakkan berbagai organ tubuh disebabkan kemampuan untuk berkontraksi. Hal tersebut karenan sel-sel otot mengandung protein untuk berkontraksi. Sel –sel otot mengandung serabut-serabut halus miofibril. Jaringan otot dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.      Jaringan otot polos
2.      Jaringan otot lurik
3.      Jaringan otot jantung
a. Otot Polos
Otot plos merupakan jaringan otot yang mempunyai struktur sel-sel yang berbentuk kumparan halus yang masing-masing selnya mengandung inti berbentuk oval. Jaringan ini mempunyai fibril-fibril yang homogen. Fungsi otot polos adalah memberikan gerakan yang di luar kemauan kita misalnya gerakan makanan pada saluran pencernaan, mengatur diameter pembuluh darah.
b. Otot Lurik
Jaringan otot lurik sering disebut dengan otot rangka.  Hal ini dikarenakan jaringan ini sebagian besar melekat pada rangka. Jaringan ini tersusun atas sel-sel otot yang disebut dengan fibril. Setiap fibril tersusun atas miofibril. Sel-sel otot lurik memepunyai banyak inti yang terletak di pinggir. Otot lurik mempunyai fungsi menggerakkan tulang dan melindungi rangka dari benturan benda lain.
c. Otot Jantung
Jaringan otot janyung hanya berada di lapisan tengan dinding jantung. Sel-sel berinti satu. Fungsi otot jantung adalah bila berkontraksi akan menimbulkan tenaga yang amat penting untuk memompa darah ke luar jantung.
Perbedaan otot polos, otot lurik dan otot jantung yaitu :
No
Pembeda
Otot Polos
Otot Lurik
Otot Jantung
1
Morfologi sel
Sel otot dengan satu inti di tengah
Sel otot dengan banyak inti dan terletak di pinggir
Sel otot dengan satu inti di tengah
2
Sifat Kerja
Tidak sadar
Sadar
Tidak sadar
3
Reaksi terhadap Rangsang
Lambat
Cepat
Lambat
4
Letak
Pada dinding saluran tubuh, pembuluh darah, dan usus
Pada kerangka
Pada dinding jantung


Lambung

Jumat, 15 Juni 2012

Lambung berada pada sisi rongga abdomen, persis di bawah diagfragma. Organ ini merupakan kantong besar yang dapat dibedakan menjadi tiga daerah yaitu
1.Kardiak (bagian atas dekat dengan hati)
2.Fundus (bagian tengah yang menggantung)
3.Pilorus (bagian bawah dekat dengan usus halus)


Jaringan otot lambung terdiri atas 3 lapis yaitu otot memanjang (bagian luar), otot melingkar ( bagian tengah) dan otot miring (bagian dalam). Apabila dinding lambung berkontraksi maka ketiga otot itu akan bergerak secara peristaltik mengaduk dan mencampur makanan dengan getah lambung dan terbentuklah bubur yang disebut kim (chyme). Akibat gerakan peristaltik, kim terdorong ke bagian pilorus. Di pilorus terdapat sfinkter yang merupakan jalan masuk kim dari lambung ke usus halus. Gerakan peristaltik tersebut menyebabkan sfinkter pilori mengendur dalam waktu yang sangat singkat sehingga kim masuk ke usus halus secara sedikit demi sedikit.

Bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir. Mukosa (lendir) berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung dan dapat beregenerasi bila cedera. Sedangkan di daerah fundus menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat, misalnya air, ion-ion garam organik, musin atau lendir, HCl atau asam lambung, dan enzim-enzim pencernaan(enzim renin dan pepsinogen).

Pada dinding lambung juga terdapat kelenjar buntu yang menghasilkan hormon gastrin. Fungsi hormon gastrin adalah memacu sekresi getah lambung. Fungsi HCl antara lain:
  1. Mengubah pH ruangan dalam lambung sehingga menjadi lebih asam. Hal ini menyebabkan terbunuhnya kuman yang masuk bersama makanan.
  2. Mengaktifkan enzim yanng dihasilkan oleh getah lambung, misalnya ppesinogen diaktifkan oleh pepsin sehingga dapat berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
  3. Mengatur membuka dan menutupnya klep antara lambung dan usus dua belas jari
  4. Merangsang sekresi getah usus.
Produksi getah lambung dipengaruhi oleh jumlah makanan yang masuk ke lambung serta emosi. Bila makanan yang masuk ke lambung sedikit, produksi HCl sedikit pula. Bila makanan yang masuk ke lambung banyak maka produksi HCl banyak pula. Pada saat seseorang emosi dapat terjadi jumlah makanan yang masuk sedikit tetapi sekresi HCl berlebihan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan selaput lendir lambung, yaitu menimbulkan radang atau ulkus.Pada bayi yang masih menyusu, kelenjar lambung menhasilkan enzim renin. Fungsi enzim ini adalah mengendapkan kasein yang terdapat di dalam susu.

Antara lambung dan usus dua belas jari terdapat sepasang klep. Klep yang dekat dengan lambung akan membuka bila terangsang oleh asam dan akan menutup bila terangsang basa. Sebaliknya klep yang dekat dengan usus halus akan membuka bila terangsang basa dan akan menutup bila terangsang asam. Mekanisme semacam ini sangat erat kaitannya dengan pengaturan pengeluaran makanan dari lambung ke duodenum, dengan demikian pengeluaran makanan berjalan sedikit demi sedikit.
Jadi di dalam lambung terjadi pencernaan secara mekanis dengan bantuan gerak peristaltik dan pencernaan secara kimiawi dengan bantuan asam lambung, enzim pepsin, dan enzim renin.

Search

Followers


Blogger Widgets